pengunjung

Anda pengunjung ke : Redcounter :
Counter Powered by  RedCounter
Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera.Selamat datang di blog, http://azay-ste.blogspot.com || Terima Kasih atas kunjungan anda di blog ini mudahan semua isi blog ini bermanfa'at buat kalian semua...

Lima Kapal Perang dan Sekompi Marinir Siaga

Lima Kapal Perang dan Sekompi Marinir Siaga
Blok Ambalat Kian Menghangat

Suasana di Blok Ambalat yang terletak di utara Kaltim, belakangan kian memanas. Sejumlah kapal patroli Tentara Diraja Laut Malaysia kian berani masuk ke wilayah perairan Indonesia itu.

Seakan mereka memancing kemarahan pemerintah Indonesia. Mereka menghindar setelah diusir oleh kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut yang setiap hari disiagakan di laut tersebut.

Bila kapal perang TNI-AL sedang berpatroli di tempat lain, mereka kembali lagi di kawasan yang ditengarai kaya dengan migas tersebut. Pemandangan seperti itu ditemui hampir setiap hari yang membuat TNI Angkatan Laut kesal oleh ulah kapal-kapal perang Malaysia tersebut.

KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Poerdijatno yang ditemui wartawan setelah melantik 222 perwira baru di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI-AL (Kobangdikal) Bumimoro, Krembangan, Surabaya, kemarin (27/10) mengatakan, TNI-AL mengerahkan lima kapal perang untuk mengusir kapal patroli Malaysia yang masuk wilayah perairan Indonesia di Ambalat.

Lima KRI tersebut sepanjang hari selalu berada di sana secara bergantian. "Saya menempatkan lima kapal perang sepanjang hari untuk nongkrong di Ambalat. Mereka melakukan pengusiran terhadap kapal-kapal patroli Malaysia,'' jelas KSAL, yang juga mantan komandan KRI Teluk Lampung yang hampir tenggelam saat mengambil kapal eks Jerman Timur dulu.

Menurut penerbang TNI-AL tersebut, ada dua cara pengusiran yang dilakukan kapal perang TNI-AL. Pertama melalui radio komunikasi. Bila mereka tidak menggubris, kapal-kapal perang yang dilengkapi dengan persenjataan mutakhir itu mendekat. Sialnya, kapal-kapal patroli Angkatan Laut Diraja Malaysia tersebut tetap saja kucing-kucingan dengan kapal perang TNI-AL.

Mengapa mereka berani melakukan hal itu? Menurut KSAL, pemerintah Malaysia mengklaim bahwa Blok Ambalat itu masuk wilayah laut mereka. "Kita menyatakan kepada mereka bahwa perairan Blok Ambalat itu wilayah RI. Tapi, pemerintah Malaysia juga mengaku wilayahnya,'' tutur Tedjo Edhy.

Dengan kian menghangatnya masalah Ambalat tersebut, Jumat pekan lalu Menko Polhukam Widodo A.S. mengundang panglima TNI, kepala staf TNI-AD (KSAD), kepala staf TNI-AL (KSAL), kepala staf TNI-AU (KSAU), dan Kapolri untuk membicarakan masalah tersebut.

Dalam pertemuan itu, dibahas soal banyaknya pelanggaran yang sering dilakukan Malaysia di Ambalat. Indonesia akan mengirim nota diplomatik ke pemerintah Malaysia sehingga perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut segera diselesaikan. Lucunya, pemerintah Malaysia juga mengirim nota yang sama ke pemerintah Indonesia karena mereka mengaku masuk wilayahnya.

TNI-AL yang bertugas menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah laut terus melakukan pengawasan ketat di Blok Ambalat. KRI juga melibatkan dua tim komando pasukan katak (Kopaska) yang dikenal sebagai pasukan elite TNI Angkatan Laut

Begitu juga di Pulau Sebatik, dikerahkan satu kompi Marinir untuk berjaga-jaga di sana. Bahkan, Marinir telah dilengkapi senjata berat untuk menjaga pulau di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.

Ditanya kemungkinan adanya penambahan kekuatan TNI Angkatan Laut, KSAL mengatakan, untuk sementara lima kapal perang tersebut dinilai cukup. Kapal-kapal itu dibantu pesawat pengintai maritim sebagai kepanjangan mata kapal perang yang patroli. Begitu pesawat mengetahui adanya kapal patroli Malaysia bergerak masuk wilayah Indonesia, pesawat pengintai langsung mengontak KRI untuk mengusir mereka.

Sumber : klik di sini



Artikel yang berhubungan :



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sesuai dengan UUD 1945 dimana kita sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia sesungguhnya sangat berhak untuk mempertahankan keutuhan wilayah kita dengan cara apapun. Perjuangan diplomasi yang merupakan senjata “terdepan” kita sebagai cara elegan sebelum sampai pada suatu aksi-aksi militer yang alternatif terakhir apabila tawaran diplomasi mengalami kebuntuan. Namun sebagai bentuk “politik prestise”, peragaan kekuatan militer di Laut Sulawesi adalah sebuah keharusan demi mengimbangi aksi-aksi provokasi Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). © PL Maju Tak Gentar.....Untukmu Indonesiaku

Posting Komentar

Kirim Koment anda sebagai NAMA/URL, Masukka nama Anda dan URL anda, URL bisa diisi sembarangan.
contoh URL : BLOG INI, Friendster, Blog kamu, DLL


KIRIM SEKARANG KOMENTAR ANDA DI SINI

 
Resolution: 1024x768px | Best View:

Powered By Blogger | Portal Design By azay kun || Spooky the evil © 2009